Bismillahirrahmanirrahim
Dengan senantiasa bermohon Ridha dan Tolong dari Allah SWT,
penulis menyampaikan pemahaman tentang PENGENALAN JATIDIRI sesuai
ilmu yang penulis fahami. Hal ini penulis sampaikan semata-mata untuk sarana
ibadah kepada Allah, jadi tidak ada maksud yang selain-nya. Tulisan ini juga
tidak untuk mencari pembenaran tetapi berharap untuk mendapatkan kebenaran agar
sampai kepada tujuan kebenaran dengan kebenaran yang dijalankan,
Assalamualaikum
Sahabat2ku
Pencarian Muhammad Rosulullah terhadap Rabbnya ke dalam Gua
Hira’ inilah yang disebut dengan perjalanan/tariqah pencarian jatidiri yaitu “Man Arofa Nafsahu Waqad ‘arofa robbahu”
(siapa mengenal dirinya akan mengenal Tuhannya). Untuk mengenal dirinya perlu ketenangan
dan juga permenungan, Gua Hira’ adalah tempat yang sunyi dan sepi, yang
dianggap Muhammad Rosulullah saat itu merupakan tempat yang paling tepat bagi
dirinya untuk permenungan dan munajad. Dalam permenungannya ini Muhammad
Rosulullah ditemani dan diikuti oleh sahabatnya yang setia meskipun hanya di
mulut gua atau menjaga dari kejauhan. Dan sahabat Muhammad Rosulullah itu
nantinya adalah menjadi orang yang pertama kali menerima kerasulan Nabi Muhammad
dan menerima Islam sebagai agamanya. Sahabat yang mengikuti dan menyaksikan
peristiwa ini adalah Abu Bakar As siddiq. Berangkat dari niat yang kuat dan
keikhlasannya, akhirnya Muhammad Rosulullah bertemu dengan Rabbnya melalui
malaikat Jibril. Dan ayat pertama sebagai wahyu pertama yang diturunkan adalah Iqra bismi rabbikal ladzi kholag (Bacalah
dengan menyebut nama Tuhanmu Dzat yang menciptakan).. dari ayat ini jelas bisa
diambil kesimpulan bahwa ayat itu menyatakan bahwa ada yang diperintah dan ada
yang memerintah. Yang diperintah adalah Muhammad Rosulullah (hamba) dan yang memerintah adalah Rabb (Allah). Bermakna bahwa sesungguhnya
manusia ini hanyalah sebagai Hamba, dan Allah itu adalah sang Kholiq yang harus
ditunduk taati sebagai sesembahan yang TAUHID. (Inilah inti pelajaran Man arofa nafsahu waqad arofa Rabbahu ;
pengenalan jati diri yaitu pengenalan hamba dan Kholiq yaitu pengenalan makhluk
dan pencipta). Jadi sesungguhnya seorang hamba harus tahu kewajibannya terhadap
Kholiqnya, dan kewajiban hamba yang dikerjakan inilah bentuk/ bukti
pengabdiannya kepada sang Kholiq. Sesuai dengan : Wa ma kholagtul jina wal insa ila liya’budun : Dan sungguh Aku
(Allah) ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah (menyembahku). Jadi
hendaknya setiap hamba ALLah agar senantiasa membaca, melihat, memperhatikan dirinya
sendiri, Apakah dirinya sudah melakukan suatu perbuatan yang menyatakan dirinya
sebagai hamba Allah?
Setelah bangun dari permenungannya dan mendapatkan wahyu,
Muhammad Rosulullah bangkit dan tampil menjadi pribadi yang teramat santun, adil
dan kasih sayang. Muhammad Rosulullah menyampaikan dan mengajarkan manusia
untuk berakhlak yang terpuji dengan cara yang baik dan bijak. Dan beliau
senantiasa kuat dalam menghadapi segala cobaan dan rintangan, untuk membuktikan
kebenaran pengabdiannya kepada ALLAH sang KHOLIQ.
Contoh atau suri tauladan yang bisa diambil dari peristiwa
permenungan nabi Muhammad di dalam Gua Hira’ hingga mendapatkan wahyu bagi kita
yaitu Hendaknya/ Alangkah baiknya kita setelah mendapatkan pencerahan,
janganlah kita terlena dengan kesendirian, tetapi segera bangkit untuk
menyampaikan suatu kebenaran dan kebaikan sebagai bukti bahwa yang kita
dapatkan adalah suatu kebenaran dan kebaikan. Karena sesuatu itu benar bila sudah
dinyatakan (nyata) dan sesuatu itu baik pun harus dinyatakan/ diperbuat. Dalam
ibadahnya manusia memiliki dua garis atau line yaitu Hablum min Allah dan
hablum min Annas. Jadi tanda benar ilmu kita dari Allah, bila kita mampu
berbuat yang benar pula yaitu berbuat adil, kasih dan sayang kepada manusia
atau segala ciptaan Allah di semesta alam ini.
Bismillahirrahmanirrahim
Ingatlah Wali Wali Allah itu tidak ada rasa takut pada diri mereka
dan mereka tidak bersedih hati.
Mereka itulah orang-orang yang beriman dan senantiasa
bertaqwa.
… Jadi wali wali Allah itu adalah orang-orang yang beriman
dan bertaqwa. Beriman jelas maknanya mengakui adanya Allah dan segala yang
ditetapkan Allah. Bertaqwa juga jelas maknanya tunduk taat untuk menjalankan/
berbuat mengikuti perintahNya dan tidak menjalankan/ berbuat segala yang
menjadi laranganNya.
Sahabat2ku
Marilah kita saling mengisi dan menasihati. Jauhi hujat
menghujat dan saling fitnah. Cari jalan dan cara yang Bismillahirrahmanirrahim
untuk memahami, menjawab dan menyelesaikan segala persoalan hidup (watawasaubilhaq watawasaubissabri, watawasaubissabri
watawasaubil marhamah).
Masalah besar sekarang yang dihadapi oleh umat Islam yaitu,
firqoh dan golongan yang semakin hari semakin menjamur. Padahal Allah tidak menyukai
yang berfirqoh-firqoh, Allah menyukai yang berjama’ah dengan barisan yang rapat
dan teratur.
Sahabat2ku
Al-Qur’an sudah ada sebagai pelajaran dan petunjuk yang
terang, Sunnah sudah ada sebagai suri tauladan, marilah kita jalankan dengan
sebenar-benarnya dan juga sebesar-besarnya. Yang Ahad itu yang Tauhid, yang
Tauhid itu Islam, Islam itu berjamaah, berjamaah itu berSATU, dan yang bersatu
itu yang kuat dan MAMPU, yang kuat dan
mampu itulah yang dapat menjadikan Islam sebagai Rahmatan lil ‘alamin.
Bila diambil kesimpulan dari tulisan di atas, mengikuti
Sunnah Rosulullah adalah dengan melakukan tiga cara :
1. Mengikuti
cara Rosulullah Muhammad dalam mendapatkan ilmu dan hikmah. (Kalau beliau
Rosulullah mendapatkan wahyu, untuk kita umatnya adalah pengetahuan dan
pemahaman). Bila Muhammad Rosulullah
perjalanannya/ tariqahnya di Gua Hira, kita bisa memilih tempat di mana saja yang
terpenting diutamakan niatnya yaitu untuk mendapatkan pencerahan dan pemahaman
yang hakiki dari Allah rabbil ‘alamin
2. Mengikuti
cara Rosulullah Muhammad dalam menyampaikan dan mengajarkan wahyu. (Menggunakan
bahasa yang baik dan santun dalam menyampaikan dan mengajarkan ilmu dan
pemahaman, agar orang lain bisa lebih mudah memahaminya. … Janganlah kamu
meninggikan suaramu dalam menyampaikan pemahaman tentang ilmu, niscaya mereka
akan berpaling darimu).
3. Mengikuti
cara Rosulullah Muhammad dalam berbuat yang sesuai dengan wahyu. (Lebih
mengutamakan kepentingan Allah dan Umat dari pada kepentingan diri sendiri.
Marilah setiap diri hendaknya membaca apakah dirinya sudah seperti tauladan
yang diajarkan Rosulullah Muhammad), sebaik-baik pengabdian seorang hamba Allah
ada pada diri Rosulullah Muhammad.
Mari bangkit untuk menyebarkan, berbuat adil dan kasih
sayang yang sebenar-benarnya dan sebesar-besarnya, sesuai dengan kapasitas ilmu
yang dimiliki dan kemampuan yang ada pada dirinya masing-masing.
Sungguh Allah selalu melihat apa yang kita kerjakan, dan apa
yang kita sembuyikan.
Sahabatku2 ku
Selanjutnya Aku minta maaf bila ada salah kata atau tulisan,
bahkan bila ada kalimat yang tidak berkenan di hati atau tidak sesuai dengan
pemahaman sahabat-sahabatku. Sesungguhnya aku ada dengan wujud asliku dan
dengan nama asliku, karena aku insya Allah selalu dan senantiasa siap untuk
mempertanggungjawabkan setiap perbuatanku, baik di depan manusia ataupun di
hadapan AllahSWT yang Maha Tinggi.
Bismillahirrahmanirrahim
Ya Allah ampunilah salah dan dosaku, dan dalam benarku aku
mohon KeridhaanMu, karena sesungguhnya kebenaran itu hanya milikMu…
Wassalam
Salam damai dan sejahtera
13 September 2013
Putra Rakyat Jelata
Abdullah Soim Utomo
No comments:
Post a Comment